Gambar
TAMAN KEINDAHAN

Hingga pada suatu hari yang melelahkan, tekadku sudah sangat bulat untuk menjauhkan diri dari wajah-wajah kelam masyarakat dan gelegar kota yang menjijikkan itu. Aku berjalan menuju lembah yang menyejukkan hati. Gemercik air dan kicau burung-burung telah berhasil menggodaku untuk mengikutinya, hingga aku berlabuh disuatu tempat yang dinaungi cabang-cabang pohon dari teriknya matahari.
Panorama alam ini sangat menghibur jiwaku. Namun aku hanya kuasa mematung dengan jiwa kehausan yang tidak sanggup menyaksikan kemanisan hidup apapun kecuali kekelamannya.
Dan aku tetap saja terseret arus pikiranku dan perkelanaan jiwaku ke cakrawala. Saat itulah sosok bidadari yang mengenakan gaun yang dirangkai dari daun-daun anggur untuk membaluti tubuh telanjangnya serta karangan bunga yang menghiasi rambut emasnya tiba-tiba hadir dikelopak mataku. Sang bidadari menyapaku dengan halus demi melihat kekagetanku."Jangan engkau menakutiku,akulah Puteri Belantara ini."
Akhirnya aku berani berkata, "Bagaimana bisa engkau menghuni tempat seperti ini? Katakan padaku siapakah engkau dan darimana asalmu."
Dengan manis id duduk diatas rumput dan berkata,"Akulah simbol semesta.Akulah perawan abadi yang senantiasa diagungkan oleh para leluhur. Untuk memujaku itulah, mereka semua membangun tempat suci dan kuil di Baalbek dan Djabiel."
Setelah keberanianku kian sempurna,aku kembali bertanya,"Bukankah tempat suci dan kuil itu telah hancur dan tengkorak para leluhurku telah habis dimakan bumi? Mereka tak mewariskan catatan apapun tentang dewa-dewa yang mereka muliakan, kecuali kisah pendek yang terselip diantara buku-buku sejarah, yang sungguh tidak jelas."
Sang bidadaripun menukas,"Sebagian dari dewa-dewa itu hidup dalam kehidupan pemujanya. Namun sebagian lainnya selalu hidup dalam keabadian. Aku yang selalu hidup dalam sokongan keindahan akan selalu engkau jumpai manakala engkau telah berhasil menamaikan dirimu. Keindahanku itu adalah sang Alam itu sendiri. Dialah awal kebahagiaan para penggembala saat berada dipuncak perbukitan dan keceriaan para penduduk desa dikebunnya serta petualangan bangsa diantara gunung dan daratan. Keindahanku ini akan menghantarkan manusia yang arif menuju kehadapan singgasana kebenaran."
Aku segera menukas lagi,"Bukankah keindahan hanyalah kekuasaan yang menakutkan?!"
Ia menjawab,"Manusia memang pengecut untuk menghadapi segala sesuatu,bahkan termasuk diri mereka sendiri. Langit enkau takuti,padahal dialah sumber kedamaian batin. Alam engkau cemasi,padahal dialah rumah hunian kedamaian dan ketrentaman. Engkau bahkan dengan lancang mengutuk Tuhan kebaikan,padahal Dialah yang memiliki cinta dan kedermawanan."
Aku sempat terbuai oleh ucapan manisny. Aku membisu sejenak,lalu kembali bertanya padanya,"Jelaskanlah padaku keindahan yang telah diterjemahkan sesuai dengan pengertian masing-masing orang. Dimana-mana,aku menjumpainya selalu dielu-elukan dan dimuliakan dengan beragam cara dan gaya."
Dia pun bertanya,"Keindahanla yang memikat jiwamu. Cinta dipersembahkan padanya. Ketika engkau bersua dengan keindahan, engkau akan merasa bahwa tangan-tangan terulur ke kedalaman jiwamu dan merasukkannya ke ufuk jiwamu. Itulah keindahan yang engkau enyam sewaktu tangan yang terulur itu mulai keluar dari kedalaman jiwamu. Dialah ikatan yang menghubungkan kebahagiaan dan kesedihan. Dialah mukjizat yang dapat engkau lihat. Dialah kesamaran yang dapat enkau pahami. Dialah kemayaan yang dapat engkau simak. Dialah kesucian diantara kesucian lainnya yang bersumber dari dalam dirimu dan bermuara dipucuk khayalan duniawi yang paling jauh."
Puteri Belantara itu lalu mendekatiku dan menempelkan tangannya yang wangi pada pelupvk mataku. Sewaktu kukuak mataku, dia telah pergi dan kujumpai diriku hanya seorang diri dilembah itu. Dan saat kulongokkan mataku kearah kota yang hiruk-pikuk,kuulangi kata-katanya:
"Keindahan adalah yang memikat jiwa. Hanya kepadanyalah cinta dipersembahkan."

PERJALANAN WAKTU

Sedetik yang melintas diantara impresi keindahan dan mimpi cinta, ia lebih tinggi dan lebih mahal daripada seabad yang penuh kemuliaan yang diberikan oleh orang-orang miskin yang tak berdaya bagi si kuat yang kaya.
Pada detik itu, memancarlah keilahian manusia. Dan pada abad itu pula ia tidur lelap berkafankan cadar mimpi-mimpi yang risau. Pada detik itu, jiwa terbebas dari bermacam beban undang-undang manusia. Pada abad itu ia tertawan dibalik dinding kelesuan, menanggung berat belenggu kelaliman. Detik itu adalah awal bagi nyanyian Sulaiman, khotbah diatas gunung, puisi Ibnu Farid. Dan diabad itulah kekuatan buta menghancurkan kuil-kuil Ba'albak, meruntuhkan bangunan Palmira dan menggilas kastil-kastil Babilonia.
Sehari yang dihabiskan jiwa untuk berkabung atas kematian hak-hak orang yang fakir, mendesah atas hilangnya keadilan, maka ia lebih mulia dan lebih utama ketimbang usia yang dihabiskan manusia riang gembira dihadapan hidangan syahwat serta cengkraman egoisme. Itulah hari yang menyucikan hati dengan api dan memenuhinya dengan cahaya, memayunginya dengan sayap-sayapnya yang legam dan menguburnya dibalik lapisan tanah. Hari itulah hari Penyeberangan, hari Golgota, hari Hijriyah. Itulah usia yang dihabiskan Nero di pasar kelaliman, diketakkan Karun di altar kerakusan, ditanam Don Juan di kubur nafsu badan.
Dan inilah kehidupan. Malam-malam memerankannya diatas pentas waktu sebagai tragedi, sementara siang menyanyikannya sebagai lagu. Pada akhirnya, keabadian menjaganya bagaikan permata.

[Home]


Insane